Komputasi diartikan sebagai cara menemukan pemecahan masalah dari data
input
dengan menggunakan suatu algoritma. Saat ini kebanyakan komputasi telah
dilakukan menggunakan komputer yang disebut komputasi modern. Komputasi
Modern adalah sebuah konsep sistem yang menerima instruksi-instruksi
dan menyimpannya dalam sebuah memori, memori yang dipakai adalah memori
dari komputer. Inilah teori sederhana komputasi modern menurut ahli.
Komputasi ini merupakan bagian dari ilmu matematika dan ilmu komputer.
Secara umum ilmu komputasi adalah bidang ilmu yang mempunyai perhatian pada
penyusunan model matematika dan teknik penyelesaian numerik serta penggunaan komputer
untuk menganalisis dan memecahkan masalah-masalah ilmu (sains). Dalam
penggunaan praktis, biasanya berupa penerapan simulasi komputer atau berbagai
bentuk komputasi lainnya untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam berbagai
bidang keilmuan, tetapi dalam perkembangannya digunakan juga untuk menemukan
prinsip-prinsip baru yang mendasar dalam ilmu. Bidang ini berbeda dengan ilmu
komputer (computer science), yang mengkaji komputasi, komputer dan pemrosesan
informasi. Bidang ini juga berbeda dengan teori dan percobaan sebagai bentuk
tradisional dari ilmu dan kerja keilmuan.
Sekilas gambaran Komputasi Modern
Implementasi Pada Bidang Geografi
Dalam
kehidupan di jaman sekarang ini banyak bidang bidang dari ilmu pengetahuan yang
sudah mengadopsi teknik kompilasi modern, saah satunya adalah dalam bidang ilmu
geografi. Salah satu contoh dari implementasi dalam bidang ilmu geografi disini
adalah GIS (Geographic Information System), GIS yang berguna untuk menyimpan,
memanipulasi dan menganalisa informasi geografi.
Sistem
Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System disingkat
GIS) disini adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki
informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit,
adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan,
mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang
diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga
memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian
dari sistem ini.
Teknologi
Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah,
pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan
rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu
tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk
mencari lahan basah (wetlands) yang
membutuhkan perlindungan dari polusi.
Komponen
Sistem Informasi Geografis:
a. Perangkat
Keras (hardware)
Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang
merupakan bagian dari sistem komputer yang mendukung analisis goegrafi dan
pemetaan. Perangkat keras SIG mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan
resolusi dan kecepatan yang tinggi serta mendukung operasioperasi basis data
dengan volume data yang besar secara cepat. Perangkat keras SIG terdiri dari
beberapa bagian untuk menginput data, mengolah data, dan mencetak hasil proses.
Berikut ini pembagian berdasarkan proses:
i.
Input data: mouse, digitizer, scanner
ii.
Olah data: harddisk, processor, RAM, VGA Card
iii.
Output data: plotter, printer, screening.
b. Perangkat
Lunak (software)
Perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses menyimpan,
menganalisa, memvisualkan data-data baik data spasial maupun non-spasial.
Perangkat lunak yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah:
i.
Alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG
ii.
Data Base Management System (DBMS)
iii.
Alat untuk menganalisa data-data
iv.
Alat untuk menampilkan data dan hasil analisa
Manfaat Sistem Informasi Geografis
- Digunakan untuk investigasi ilmiah
- Digunakan untuk membantu pengelolaan sumber daya alam
- Digunakan untuk perencanaan pembangunan
- Digunakan untuk sistem kartografi
- Digunakan untuk membantu perencanaan rute
Pentingnya Sistem Informasi Geografis
- Skala atau level detil suatu geografis,
ini akan sangat membantu arsitektur mendesain bangunan dengan masalah
geografisnya dalam hal bencana, tentunya akan diperlukan penskalaan
geografis yang sangat mendetil atau sering dikenal skala lokal, seperti
kemiringan lereng dan aksesibilitas infrastruktur normal dan darurat
kedepannya.
- Estimasi, permasalahan yang berkaitan
dengan kegiatan praktis di alam harus diselesaikan secepat mungkin dan
diikuti oleh biaya seminimum mungkin, hal ini agar terciptanya pekerjaan
dan hasil yang optimal.
- Masa depan, hal ini sangat penting
sekali seperti bagaimana mengontrol masukan listrik ke dalam jaringan
nantinya, kemudian untuk jangka menengah, seperti dimana nantinya lokasi
penebangan pohon pada saat ada rencana panen pohon kedepannya agar
lokasi tetap stabil, kemudian keputusan strategis untuk jangka panjang
seperti apakah nantinya ada kemungkinan toko kecil memperluas
jaringannya di sekitar area tersebut.
MANFAAT GIS
Manajemen tata guna lahan
Pemanfaatan
dan penggunaan lahan merupakan bagian kajian geografi yang perlu
dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. Tujuannya adalah
untuk menentukan zonifikasi lahan yang sesuai dengan karakteristik
lahan yang ada. Misalnya, wilayah pemanfaatan lahan di kota biasanya
dibagi menjadi daerah pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran,
fasilitas umum,dan jalur hijau. SIG dapat membantu pembuatan perencanaan
masing-masing wilayah tersebut dan hasilnya dapat digunakan sebagai
acuan untuk pembangunanutilitas-utilitas yang diperlukan. Lokasi dari
utilitas-utilitas yang akan dibangun di daerah perkotaan (
urban)
perlu dipertimbangkan agar efektif dan tidak melanggar
kriteria-kriteria tertentuyang bisa menyebabkan ketidakselarasan.
Contohnya, pembangunan tempat sampah. Kriteria-kriteria yang bisa
dijadikan parameter antara lain: di luar area pemukiman, berada dalam
radius 10 meter dari genangan air, berjarak 5 meter dari jalan raya, dan
sebagainya. Dengan kemampuan SIG yang bisa memetakan apa yang ada di
luar dan di dalam suatu area, kriteria-kriteriaini nanti digabungkan
sehingga memunculkan irisan daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan
sangat sesuai dengan seluruh kriteria. Di daerah pedesaan (
rural)
manajemen tata guna lahan lebih banyak mengarah ke sektor pertanian.
Dengan terpetakannya curah hujan, iklim, kondisitanah, ketinggian, dan
keadaan alam, akan membantu penentuan lokasi tanaman, pupuk yang
dipakai, dan bagaimana proses pengolahan lahannya. Pembangunan saluran
irigasi agar dapat merata dan minimal biayanya dapat dibantu dengan peta
sawah ladang, peta pemukiman penduduk, ketinggian masing-masing tempat
dan peta kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil
pertanian dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan,
penyebarankonsumen, dan peta jaringan transportasi. Selain untuk
manajemen pemanfaatan lahan, SIG juga dapat membantu dalam hal penataan
ruang. Tujuannya adalah agar penentuan pola pemanfaatan ruang
disesuaikan dengan kondisi fisik dan sosial yang ada, sehingga lebih
efektif dan efisien. Misalnya penataan ruang perkotaan, pedesaan,
permukiman,kawasan industri, dan lainnya.
Inventarisasi sumber daya alam
Secara sederhana manfaat SIG dalam data kekayaan sumber daya alamialah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya minyak bumi, batubara, emas, besi dan barang tambang lainnya.
- Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, misalnya:
- Kawasan lahan potensial dan lahan kritis;
- Kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak;
- Kawasan lahan pertanian dan perkebunan;
- Pemanfaatan perubahan penggunaan lahan;
- Rehabilitasi dan konservasi lahan.
Untuk pengawasan daerah bencana alam
Kemampuan SIG untuk pengawasan daerah bencana alam, misalnya:
- Memantau luas wilayah bencana alam;
- Pencegahan terjadinya bencana alam pada masa datang;
- Menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana;
- Penentuan tingkat bahaya erosi;
- Prediksi ketinggian banjir;
- Prediksi tingkat kekeringan.
Bagi perencanaan Wilayah dan Kota
- Untuk
bidang sumber daya, seperti kesesuaian lahan pemukiman, pertanian,
perkebunan, tata guna lahan, pertambangan dan energi, analisis daerah
rawan bencana.
- Untuk bidang perencanaan ruang, seperti
perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan kawasan industri, pasar,
kawasan permukiman, penataan sistem dan status pertahanan.
- Untuk
bidang manajemen atau sarana-prasarana suatu wilayah, seperti manajemen
sistem informasi jaringan air bersih, perencanaan dan perluasan
jaringan listrik.
- Untuk bidang pariwisata, seperti inventarisasi pariwisata dan analisis potensi pariwisata suatu daerah.
- Untuk
bidang transportasi, seperti inventarisasi jaringan transportasi
publik, kesesuaian rute alternatif, perencanaan perluasan sistem
jaringan jalan, analisis kawasan rawan kemacetan dan kecelakaaan.
GARIS BUJUR (LATITUDE) & GARIS LINTANG (LONGITUDE)
Longitude
dan Latitude adalah suatu sistem koordinat geografis yang digunakan
untuk menentukan lokasi suatu tempat di permukaan bumi. Latitude atau
garis lintang adalah garis yang menentukan lokasi berada di sebelah
utara atau selatan ekuator. Garis lintang diukur mulai dari titik 0
derajat dari khatulistiwa sampai 90 derajat di kutub. Longitude atau
garis bujur adalah digunakan untuk menentukan lokasi di wilayah barat
atau timur dari garis utara selatan yang sering disebut juga garis
meridian. Garis bujur diukur dari 0 derajat di wilayah Greenwich sampai
180 derajat di International Date Line.
Garis tengah diantara
kutub merupakan sebuah lingkaran besar yang membagi bumi menjadi 2
bagian yaitu utara dan selatan. Lingkaran garis imajiner ini akan
semakin mengecil ketika mendekati kutub. Garis lintang digunakan untuk
membatasi corak iklim di permukaan bumi sedangkan garis bujur untuk
menentukkan waktu dan tanggal. Berikut ini pembagian iklim di bumi
menurut bata garis lintang:
- 23,5-23, 5 LU/LS = iklim tropis
- 23,5-40 LU/LS = iklim subtropis
- 40 LU-66,5 LU/LS = iklim sedang
- 66,5 -90 LU/LS = iklim kutub
Beda
halnya dengan garis bujur atau meridian, ia tidak memiliki batas utama
penanda awalnya suatu garis bujur sampai batas titik 0 derajat
disepakati di Greenwich Inggris pada tahun 1884. Jadi sampai abad ke 19
tidak ada ketentuan baku untuk titik tolak penanggalan di bumi dan
setiap wilayah/negara memiliki kebijakan masing-masing. Sama seperti
garis lintang, jarak antar garis bujur juga ditulis dalam satuan
derajat. Penulisannya pada koordinat peta juga sama seperti penulisan
untuk Garis Lintang. Yang membedakan hanyalah simbol huruf di
belakangnya. Misalnya huruf B untuk Bujur Barat dan huruf T untuk Bujur
Timur. Pada peta internasional, huruf E (East) untuk Bujur Timur dan
huruf W (West) untuk Bujur Barat.
1 Derajat garis bujur sama
dengan atau 111,32 km. Satuan derajat bisa juga disebut jam sehingga
setiap derajat terbagi menjadi 60 menit dan setiap menit terbagi menjadi
60 detik. Dalam penulisan letak astronomis contohnya 60ยบ 23′ 14”S, maka
dibaca sebagai 60 derajat 23 menit 14 detik Lintang Selatan. Pada
sistem pemetaan internasional huruf U sebagai Lintang Utara diganti
dengan huruf N (North).
Kombinasi antara garis lintang dan garis
bujur akan membentuk suatu koordinat lokasi di permukaan bumi dengan
sumbu x sebagai garis lintang dan sumbu y sebagai garis bujur dalam
koordinat kartesius.
Sumber referensi:
http://
3baimbamaboy.blogspot.com/2016/04/pengertian-komputasi-modern.html
https://
www.kompasiana.com/anggaaa/561a5371b893733a171051ff/artikel-gis-geografis-system-information?page=all
https://
hernandeaff.wordpress.com/2016/02/29/mengapa-sistem-informasi-geografi-penting/